Judul : Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
link : Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
Berikut ini Lirik Sholawat berjudul "Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami" disertai tulisan Arab, Latin, dan Terjemahannya. Jika terdapat kejanggalan, kekeliruan atau terdapat sholawat yang belum termuat, maka kami minta saran dan pembenaran agar blog ini lebih lengkap dan sempurna. Semoga blog ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amien Yaa Robbal Aalamien...
أمن تذکر جيران بذی سلم
Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰
أمن تذکر جيران بذی سلم
مزجت دمعا جری من مقلة بدم
"Amin tadzakkuri jîrônin bidzî salami
Mazajta dam’ân jarô min muqlatin bidami"
(Apakah karena teringat tatangga yang tinggal di “Dzi Salam”. Sehingga engkau cucurkan airmata bercampur darah yang mengalir dari matamu)
ام هبت الريح من تلقاء گاظمة
وأومض البرق فی الظلماء من إضم
"Am habbatir-rîhu min tilqô-i kâdhimatin
Wa awmadlol barqu fîdh-dholmâ-i min idlomi"
(Ataukah karena tiupan angin kencang yang berhembus dari arah “Kazhimah”. Atau karena sinar kilat yang membelah kegelapan malam dari Gunung “Idham”)
فما لعينيك إن قلت اکففا همتا
وما لقلبك إن قلت استفق يهم
"Famâ li’ainaika in qulta-kfufâ hamatâ
Wa mâ liqolbika in qulta-stafiq yahimi"
(Kenapakah kedua matamu tetap mencucurkan air mata, walaupun telah engkau katakan: “Tahanlah.. jangan menangis”. Dan mengapa hatimu tetap resah dan gelisah padahal telah engkau katakan kepadanya: “Tenanglah.. jangan gelisah”)
أيحسب الصب أن الحب منگتم
ما بين منسجم منه ومضطرم
"Ayahsabush-shobbu annal hubba munkatimun
Mâ baina munsajimin minhu wa mudlthorimi"
(Apakah orang yang dimabuk cinta menyangka, bahwa cinta kasih dapat disembunyikan dibalik cucuran airmata & kegelisahan jiwa?)
لولا الهوی لم ترق دمعا علی طلل
ولا أرقت لذکر البان والعلم
"Laulâl hawâ lam turiq dam’ân ‘alâ tholalin
Wa lâ uriqta lidzikril bâni wal ‘alami"
(Jikalau tidak karena dalamnya cinta, tidaklah akan bercucuran airmata diatas kesan-kesan kampung kekasih. Dan tidaklah engkau dapat tidur karena terkenangkan pohon “Al-Baan” dan Gunung “Al-‘Alam”)
فگيف تنکر حبا بعدما شهدت
به عليك عدول الدمع والسقم
"Fakaifa tunkiru hubbân ba’da mâ syahidat
Bihî ‘alaika ‘udûlud-dam’i wassaqomi"
(Maka bagaimana hendak disembunyikan cinta kasih itu setelah menaikan saksi (menyatakan kasih).
Dengan kasih diatas semua itu oleh saksi saksi yang adil ialah air mata dan badan yang menderita menanggung rindu)
واثبت الوجد خطی عبرة وضنی
مثل البهار علی خديك والعنم
"Wa atsbatal wajdu khoththô ‘abrotin wa dlonâ
Mitslal bahâri ‘alâ khoddaika wal ‘anami"
(Dan rindumu sudah tak dapat disembunyikan lagi, bila telah terukir di kedua pipimu kesan merah cucuran airmata. Laksana ranting “Anam” yang bercucuran dua dan bila tubuhmu kurus karena gelisah)
نعم سری طيف من أهوی فأرقنی
والحب يعترض اللذات بالألم
"Na’am sarô thoifu man ahwâ fa-arroqonî
Wal hubbu ya’taridlul-ladzdzâti bil alami"
(Na’am, dikeheningan malam khayalanku jauh melayang kepada kekasih, sehingga ingin tidur pun susah;
Begitulah sebenarnya cinta apabila telah bertapak didalam hati, ia akan menukarkan segala kelezatan menjadi derita)
يالائمی فی الهوی العذري معذرة
منی إليك ولو أنصفت لم تلم
"Yâ lâ-imî fîl hawâl ‘udzriyyi ma’dzirotan
Minnî ilaika walau anshofta lam talumi"
(Wahai orang yang mencelaku, tentang cintaku. Sepatutnya orang yang dimabuk cinta ini dimaafkan saja atas keterlanjurannya;
Seandainya engkau menyadari tentang derita orang yang bercinta sudah pasti engkau tidak akan mencelanya)
عدتك حالي لا سری بمستتر
عن الوشاة ولا دائي بمنحسم
"‘Adatka hâliya lâ sirrî bimustatirin
‘anil wusyâti walâ dâ-î bimunhasimi"
(Sebenarnya keadaanku jelas dihadapanmu dan sudah tidak ada satu rahasia pun yang masih tersembunyi;
Dari mata orang orang yang mencelaku, sebagaimana derita cintaku tidak pernah berkurang)
محضتنی النصح لکن لست اسمعه
إن المحب عن العذال فی صمم
"Mahhadltanîn-nush-ha lâkin lastu asma’uhû
Innal muhibba ‘anil ‘udzdzâli fî shomami"
(Engkau bersungguh-sungguh memberikan nasihat kepadaku, namun aku aku masih tidak mau mendengarnya, begitulah orang yang dimabuk cinta sudah menjadi tuli dari celaan)
إنی اتهمت نصيح الشيب فی عذلی
والشيب ابعد فی نصح عن التهم
"Innî ttahamtu nashîhasy-syaibi fî ‘adzalî
Wasysyaibu ab’adu fî nush-hin ‘anit-tuhami"
(Aku masih curiga terhadap nasihat uban yang putih di kepalaku; padahal kedatangan uban itu sepatutnya sudah tidak perlu dicurigai)
فإن امارتی بالسوء مااتعظت
من جهلها بنذير الشيب والهرم
"Fa-Inna ammârotî bissû-i mâtta’adhot
Min jahlihâ binadzîrisy-syaibi wal haromi"
(Sesungguhnya nafsu amarah yang bertapak di lubuk hatiku masih belum mau menerima nasihat; karena bodohnya terhadap nasihat yang dibawa oleh uban dan ketuaan)
ولا اعدت من الفعل الجميل قری
ضيف الم برأسی غير محتشم
"Walâ a’addat minal fi’lil jamîli qirô
Dloifin alamma biro,sî ghoiro muhtasyimi"
(Kelihatannya, diriku masih belum mempersiapkan apa apa (amal sholeh) untuk merayakan tetamu (uban); Yang telah lama bertapak dikepalaku dan tampaknya tetamu itu sudah tidak mau beredar dari situ)
لو کنت اعلم انی ما اوقره
گتمت سرا بدالی منه بالگتم
"Lau kuntu a’lamu annî mâ uwaqqiruhû
Katamtu sirron badâlî minhu bil katami"
(Seandainya aku tahu bahwa aku belum dapat menghormati tetamu tadi (uban); sudah tentu uban itu akan kututupi dengan warna inai)
من لی برد جماح من غوايتها
گما يرد جماح الخيل باللجم
"Man lî biroddi jimâhin min ghowâyatihâ
Kamâ yuroddu jimâhul khoili billujumi"
(Siapakah kiranya yang dapat menolongku untuk mengawal keganasan nafsu; sebagaimana kuda yang garang itu dapat dikawal dengan tali hidungnya)
فلا ترم بالمعاصی گسر شهوتها
إن الطعام يقوی شهوة النهم
"Falâ tarum bil ma’âshî kasro syahwatihâ
Innath-tho’âma yuqowwî syahwatan-nahimi"
(Maka janganlah kau sekali-kali mengharapkan nafsu itu dapat dikalahkan dengan memperturutkan kehendaknya; Bagaikan makanan tidak akan dapat memuaskan nafsu makan, bahkan ia akan ketagihan bila diberi makan)
والنفس گالطفل إن تهمله شب علی
حب الرضاع وإن تفطمه ينفطم
"Wannafsu kaththifli in tuhmilhu syabba ‘alâ
Hubbir-rodlô’i wa in tafthimhu yanfathimi"
(Dan nafsu itu seperti kanak kanak jika engkau biarkan ia aka terus menyusu sampai tua, suka menyusu tetapi jika engkau berhentikan, ia akan berhenti)
فاصرف هواها وحاذر ان توليه
إن الهوی ما تولی يصم او يصم
"Fashrif hawâhâ wa hâdzir an tuwalliyahû
Innal hawâ mâ tawallâ yushmi aw yashimi"
(Maka kendalikanlah hawa nafsumu dan jangan diberikan kesempatan kepadanya untuk menguasai engkau; karena jika ia berkuasa, sudah pasti ia akan membutakan dan menulikanmu)
وراعها وهي فی الأعمال سائمة
وإن هي استحلت المرعی فلا تسم
"Warô’ihâ wahya fîl a’mâli sâ-imatun
Wa in hiya-stahlatil mar’â falâ tusimi"
(Jagalah nafsumu baik baik walaupun ia telah berlegar dalam ruang ketaatan; karena bila ia sudah menguasai suasana ia akan memesongkan tujuan ketaatan. Maka jangan engkau lengah dari menguasainya)
گم حسنت لذة للمرء قاتلة
من حيث لم يدر أن السم فی الدسم
"Kam hassanat ladzdzatan lil mar-i qôtilatan
Min haitsu lam yadri annas-summa fîd-dasami"
(Berapa banyak ia telah menipu orang. Ia menyajikan makanan yang kelihatannya segar, padahal didalamnya ada racun yang membunuh; Bukankah racun selalu diletakkan pada makanan yang lezat lezat)
Demikianlah Artikel Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami
Sekianlah artikel Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami dengan alamat link https://notliriklagu.blogspot.com/2016/08/lirik-sholawat-amin-tadzakkuri.html
0 Response to "Lirik Sholawat Amin Tadzakkuri Jiiroonin Bidzii Salami"
Post a Comment